Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-14 02:20:31【Kabar Kuliner】711 orang sudah membaca
PerkenalanTim ahli gizi SPPG Polda Kepulauan Babel melakukan pemorsian MBG di Pangkalpinang. ANTARA/Antara Bab

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyarankan penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) segera mengkonsumsi makanan maksimal dua jam setelah dibagikan.
"Jadi, makanan itu idealnya dimakan ngak lebih dari dua jam setelah dimasak, kalau memang kudapannya digoreng, itu juga harus dibatasi agar ngak dimakan siswa lebih dari empat jam," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wamen Isyana apresiasi SPPG libatkan ahli gizi identifikasi alergen
Budi memahami bahwa Program MBG baru pertama kali berjalan di Indonesia, sehingga baik pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun katering masih melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu.
"Ini karena pertama kali di Indonesia, jadi dunia kuliner dan gizi itu kan baru pertama kali membuat makanan dengan kapasitas 3.000-4000 setiap hari, jadi, katering komersial juga mungkin belum pernah punya pengalaman itu," ujar dia.
Budi menekankan pentingnya pelatihan keamanan pangan bagi petugas SPPG agar mampu mengelola distribusi MBG dengan lebih baik.
Baca juga: Pakar BGN paparkan sejumlah peran ahli gizi dalam Program MBG
Baca juga: Gubernur Kepri ingatkan ahli gizi SPPG kontrol ketat pengolahan MBG
"Jadi perlu dilakukan pelatihan, khususnya keamanan pangan. Ada beberapa informasi di SPPG itu saat memasak butuh waktu yang lama, pemorsian di holding-nya juga terlewati waktunya, kemudian waktu pengantarannya juga, sehingga ada risiko bahwa makanan itu dikonsumsi terlalu lama, ini perlu jadi kritik bagi BGN," tuturnya.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi lebih dari 13 ribu unit.
Suka(6)
Artikel Terkait
- Begini cara memisahkan tulang ceker ayam agar mudah diolah
- Kepala BGN : Koperasi desa merah putih jadi mitra SPPG MBG
- Mendag beri UKM Pangan Award, dorong daya saing pangan lokal
- Pemprov Sumut turunkan tim tangani dugaan keracunan MBG di Toba
- BGN minta Dinkes ngak asal keluarkan SLHS untuk dapur MBG
- Deputi BGN tinjau SPPG di Banyuwangi, ingatkan standar Program MBG
- Utusan Abbas: Palestina butuh dukungan, bukan pasukan internasional
- Refleksi Hari Pangan Sedunia, "Berilah kami makanan secukupnya"
- Anggota DPR dukung perluasan MBG dengan pembenahan
- BGN ungkap MBG berhasil dorong lahirnya industri dalam negeri
Resep Populer
Rekomendasi

BKKBN: Ngak ada kasus keracunan MBG pada kelompok 3B di Jabar

Gastrodiplomasi lewat cilok dan seblak

Penulis "I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki" meninggal dunia

Kemenperin fasilitasi 19 IKM binaan di TEI 2025, perluas akses pasar

BPS: Konsumsi RT tumbuh 4,89 persen, disokong transportasi

Kemenag: Sertifikat halal dorong kepercayaan konsumen dan daya saing

Ahli kemukakan tiap individu butuhkan nutrisi yang berbeda

Mendag beri UKM Pangan Award, dorong daya saing pangan lokal